Foto Kegiatan Diniyah Santri

Pembelajaran Diniyah

Salah satu tradisi pesantren adalah belajar agama islam dari sumber nya dan diantara sumber belajar islam adalah hasil karya para ulama dalam memahami Al Quran dan Hadist yang berupa kitab2 yang membahas berbagai cabang ilmu agama islam mulai dari fiqih, aqidah, tarikh dan lain sebagainya. santri adh dhuha memiliki program untuk mempelajari agama islam melalui “kitab kuning” .

Kitab kuning adalah sebutan untuk kitab-kitab berhuruf dan berbahasa  Arab yang biasa dipakai di lingkugan pondok pesantren. Dinamakan “Kitab Kuning” karena kebanyakan kertas yang dipakai berwarna kuning (atau mugkin juga karena sudah usang).

Kitab ini disebut juga dengan “kitab gundul” karena huruf-huruf yang ada di dalamnya kebanyakan tidak memakai harakat (tanda baca), yang biasa disebut gundul. Untuk bisa membacanya dibutuhkan keahlian tersendiri dengan kematangan ilmu Nahwu (Gramatikal)Sharaf (Morfologi), Bayan (Penjelasan), balaghah, Mantiq, Arudh dan lain lainnya.

Biasanya penggunaan kitab itu dengan cara memberikan makna dalam bahasa setempat, yang ditulis di bawahnya secara miring dengan menggunakan huruf Arab Pegon. Makna yang seperti itu  lazim disebut dengan “makna jenggot” karena terbentuknya menggantung seperti jenggot

Belajar dan menguasai kitab kuning memiliki banyak sekali manfaat antara lain:

a. Dapat membaca dan memahami makna Al-Quran, Al-Sunnah (hadits Nabi) dari sumbernya yang asli beserta penjelasan para ulama ahli tafsir (mufassir) tentang maksud suatu ayat dan ahli hadits (Arab: muhaddits, al-hafizh) tentang pengertian dan pemahaman suatu hadits dari berbagai konteksnya. Baik konteks syariah maupun dari segi status kesahihan hadits.

b. Dapat membaca dan memahami segala bentuk literatur akademis klasik (al-kutub al-turatsiyah) yang ditulis oleh para ulama salaf dalam berbagai bidang ilmu agama Islam meliputi Tauhid, Fiqih,Lughoh, Tashawwuf, Mantiq,Tajwid, dan lain-lain yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Kitab Kuning.

c. Dapat menjadi peneliti dan pakar di segala bidang studi ilmu-ilmu Islam dan menjadi ulama Islam yang betul-betul mumpuni.

Dari ketiga manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa santri adh dhuhaa dibekali dengan pembelajaran kitab kuning agar mereka dapat menjadi orang yang mumpuni untuk berdakwah di masyarakat setelah lulus dari pesantren

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *